dear m. vol 1: feelings


"aku kangen kita yang dulu"

hahahah, klasik ya? aku ingin berkata serupa, namun aku tidak berhak. siapalah aku untuk menyebut kamu dan aku sebagai "kita"? semenjak kita berdua disibukkan oleh kegiatan organisasi, aku seperti tidak bisa menggapaimu lagi. apa kamu telah berubah sejak itu? aku rindu percakapan kita, hanya kita. dan langit malam. dan bocah tetangga yang suka menginterupsi obrolan kita. aku benci merasa ditinggalkan, padahal aku yakin kamu tidak bermaksud seperti itu. aku benci perasaanku. padamu. semuanya terasa natural saat kita bersama, apalagi jika beramai-ramai. tidak ada perasaan kagumku padamu saat itu. untuk beberapa saat, aku merasa tidak menyimpan rasa apapun padamu. teman, ya, teman saja. titik. namun kenapa, ketika aku sendiri, perasaan sialan ini mulai merasuki lagi? aku benci itu. tidak bisakah seorang manusia tidak menyimpan rasa suka pada siapapun? haruskah aku mencap satu orang sebagai orang yang kusuka?

kamu baik. sangat baik. terlalu baik, bahkan. aku tidak akan bohong padamu, pada saat temanku berkata bahwa kamu memperlakukanku dengan spesial, aku bisa melayang saking bahagianya. itu sungguhan, bukan? semua atensimu padaku, waktu itu, itu tulus kan? ingat saat kamu memberiku kado ulang tahunku? kamu ingat kan kalau kamu mau membelikanku barang yang benar-benar aku suka biar tidak sia-sia kamu belikan? itu harga yang mahal untukku, tahu? bisa-bisanya kamu langsung membayarnya ke kasir saat itu juga? buatku itu spesial, entah apa itu artinya untukmu. 

ingat saat kamu bilang bahwa kamu senang menghabiskan waktu denganku? kita baru saja pergi mengerjakan tugas menggambar di cafe, hanya aku dan kamu. kamu banyak bercerita sampai-sampai petugas cafe harus mengingatkan kita bahwa tempatnya akan segera tutup. kita pelanggan terakhir di sana, ingat? ceritamu belum selesai saat itu, sampai kamu berniat melanjutkannya di teras kosku. sayangnya teras itu sedang penuh oleh bocah-bocah, sehingga kita terpaksa duduk ngemper di depan rumah orang dan kamu melanjutkan ceritamu di sana. kamu banyak bercerita, dan aku banyak menyimak. lalu setelah itu, kamu bilang bahwa kamu lebih suka menghabiskan waktu dengan mengobrol berdua daripada berkumpul dengan banyak orang. entahlah, aku sungguh ingin melindungimu dari dunia yang keras ini. saat itu. jangan lupakan juga fakta bahwa kamu selalu memakai hadiah kaos dariku saat ada acara-acara penting, seperti makrab dan forum komunal bersama anak-anak jurusan. dan, saat kita pergi berdua. aku merasa diperlakukan spesial dan jujur, aku ingin menjadi orang yang spesial untukmu, itu saja.

kita masih teman baik kan? tidak bisakah kita bertemu? aku tahu kita berdua memiliki jadwal yang padat, tapi tidak bisakah kau luangkan sedikit waktu untukku? 

aku lelah, tahu? aku ingin seseorang untuk menemani lelahku. kita bisa melepas penat masing-masing, kan? aku benci merasa sendirian. seperti sekarang. terakhir kita bertemu juga karena aku yang ingin bercerita, bukan kamu. dan ceritaku membosankan. latihan, latihan, dan latihan. aku yakin kamu tidak akan suka mendengarnya untuk yang kedua kalinya. pada akhirnya, ini semua cuma aku dan perasaan bodohku. temanmu bukan cuma aku, yang butuh kamu bukan cuma aku. yang suka kamu juga bukan cuma aku.  

joahaesseo mian... 

***

hari senin. satu hariku yang sangat berharga. hari untukku beristirahat dari padatnya latihan. hari aku bisa menghabiskan 24 jam khusus untuk diriku sendiri saja. tapi coba tebak, satu ajakan oleh temanmu itu, dan aku dalam perjalanan untuk forum angkatan. tentu saja tidak untuk rapat, aku jelas-jelas mencuri kesempatan ini untuk bertemu kamu, bodoh. dan lihat, kondisimu payah. seperti manusia yang tidak tidur berhari-hari. matamu sayu, tidak seperti biasanya. aku rindu pancaran semangat di matamu. aku sadar kalau kegiatan kampus ini menyiksamu, tapi melihatmu langsung, aku sadar lelahku bukan apa-apa dibanding lelahmu. rasanya, latihan 6 hari semingguku itu hanyalah buang-buang energi saja. nyeri ototku hanyalah setitik masalah. kamulah masalah besarnya. aku benci melihatmu seperti ini, tahu? tak bisakah kamu luangkan waktu untuk memulihkan diri? sampai benar-benar pulih, tidak setengah-setengah. bukan menjelek-jelekkan nama fakultas dan jurusan, tapi sistem mereka memang busuk. untuk apa dipaksa bekerja semalaman suntuk, menginap di kampus, mengonsep seperti mayat berjalan? tak tahukah kalau manusia juga punya limit? bahkan kudengar, sempat terjadi kecelakaan parah dikarenakan ada yang berkendara pulang dalam kondisi mengantuk. sudah terjadi luka karena sistem kalian itu, setidaknya belajarlah dari kesalahan?!

juga, perempuan itu. aku tidak suka fakta bahwa kamu berteman dekat dengannya, bahkan terlihat serasi dengannya. aku tidak suka mengakui bahwa aku bukanlah satu-satunya teman dekatmu. kamu populer di ranah jurusan kita, tidak sepertiku. aku tidak bisa berbicara lancar, tidak sepertimu. kamu terus-terus mengaku tidak bisa berpendapat saat rapat, namun aku yakin itu tidak akan bertahan lama. kamu pasti segera bisa lancar berpendapat. kamu sudah membuktikannya dengan aktif di forum angkatan barusan. mungkin perempuan itu sama kagumnya padamu seperti aku, tidak ada yang tahu. lagipula, kenapa dia harus secantik itu? tanpa sadar aku membanding-bandingkan diriku dengan dia. badanku tidak sebagus dia, wajahku tidak secantik dia, bicaraku tidak sefasih dia, outfitku tidak sekeren dia. aku akan selalu kurang dibanding dia. itu akan mengantarkan kita ke pertanyaanku berikutnya. am i worthy?

kau tahu? kamu akan jadi orang hebat, aku percaya. aku harus apa untuk mengungkapkan rasa banggaku padamu? aku ingin menjadi penyemangatmu, aku ingin sekali membantumu. aku tahu pekerjaan yang kamu lakukan bersifat rahasia, tapi bisakah kamu tidak merahasiakan lelahmu? aku siap menjadi tempat pelampiasanmu. kamu boleh kok bercerita padaku. ingat ya, kamu berhutang satu pelukan denganku. kalau kata fiersa besari, segala sesuatu yang pelik, bisa diringankan dengan peluk.

dear m, you have no idea how i much i care about you. 

***

Comments

Popular Posts