how 2021 end up for me.

 


First thing first, let's take start writing with a deep breath of gratefulness. It's December 18th, the semester is unofficially over, and I'm sitting nicely on the second hotel floor of 4,6 rating hotel, no responsibility to do (or at least I abandoned them lmao). I'm in my nicest tee, the air is cool and fresh, I'm with my family, save and sound and healthy, and many other reasons to be grateful! 

Okay, since 2022 is a few days ahead, I think I want to recall all the 2021 moments I've been through. It's never an easy year, in fact it could be the toughest year for me. Mentally. Well I don't know if I'm gonna have to face another tougher, rougher year in the future, but this year was sort of my stepping stone.

This is the year where I study my hardest, pray my fullest, and cheer like I'm the luckiest human on earth. (sheesh)

January until April of 2021. 

Gue belajar mati-matian, kadang juga berpasrah, tapi besoknya pasti gue coba lagi buat bangkit dari keterpurukan. Pokoknya jaman-jamannya bimbel tiap hari itu deh, yang program intensif. Gaada hari tanpa latian soal, gaada hari tanpa pengen nangis aja rasanya, pengen nyerah, karena gue merasa gak mampu. Aduh, bahkan ngingetnya sekarang aja gue udah merinding. Dulu gue udah tau sih mau masuk arsi, cuma masih ragu. Orang waktu mau daftar SBM aja masih ragu kok. Intinya gue belom ada pegangan yang kuat gitu, satu-satunya motivasi adalah untuk lulus dari SMA aja. 

Everytime I finished my tryouts, gue ga pernah lega. Lega sesaat doang, tapi setelah dikasih hasilnya, perasaan itu selalu dateng. Perasaan "duh kok gue bego banget sih? fisika dasar aja gak bisa. biologi juga mesti nyontek catatan. bisa lulus SBM gak kalo gini ceritanya?!" To be honest, kalau ada TO dari sekolah, gue selalu mejeng di posisi ratusan. Pokoknya di lembar-lembar terakhir deh. Gue selalu kesel karena temen gue yang gue anggep gak seberapa bisa dapet ranking atas. Kesel? Idk, gue marah sama diri sendiri. Pokoknya selalu di posisi bawah deh. Di tempat bimbel juga gak jauh beda. Dari 7 anak, gue pasti di posisi paling bawah atau kedua dari bawah. In conclusion, I never ever, for even once, achieve good score on tryouts, I swear. 

Semua hasil tryout itu... apa itu bentuk nyata dari hasil belajar gue sampe begadang? Jujur, menurut gue ngga. Mungkin emang naif banget bilang gini, mungkin gue cuma mau hasil kerja gue dihargai. Mungkin aja gue emang pada dasarnya bodoh. But maybe, gak selamanya hasil belajar saintek itu bisa dihargain dengan peringkat dan nilai. Mungkin gue sebenernya gak bego-bego amat, tapi anak-anak di sekeliling gue aja yang emang luar biasa pinter. Gue bisa ngitung permasalahan aljabar, gue sempet ngerti benzena2an, elektrolisis, listrik, daur fotosintesis, dkk. Gue berhasil ngejawab beberapa soal dengan bener kok, apa menurut kalian itu gak boleh dihargain? Gue masih berproses and I'm better dari anak-anak di luar sana yang berpasrah sama nasib dan gak mau berusaha sama sekali. Awalnya gue gak percaya ada aja orang yang mau pasrah begitu, tapi ternyata ada. Ada contoh nyatanya gais, ada.

28 April 2021, di SMKN 46 Jakarta, jam 12.30 - 16.15 WIB.

Gue gak pernah memprioritaskan suatu hari segininya. Dulu gue gak mau ngebebanin diri sendiri dengan bilang kalau hari itu adalah puncaknya dan dengan fakta bahwa masa depan gue ditentuin sama apa yang gue lakuin di hari itu. Instead of many emotions mixed, I barely feel any. I feel like walking zombie that day. I put my makeup heavily than usual, bahkan sok2an pake eyeliner dan eyelash. Di ruang ujian, I try my best to keep my shit together, dan berdoa sebelom ngerjain, and just take it easy. Gue berterima kasih sama tempat bimbel gue karena soal TPSnya mirip banget... I think I did good buat TPSnya. Nah, untuk TKAnya, soalnya nggak susah sih seinget gue. Cuma fisika... I barely finish one question done. Gue gak tau gue ngapain di sesi fisika itu. Gitulah, I don't want to recall that memory too far, I've had enough shit. 

14 Juni 2021, 15.00 WIB, di kamar tercinta.

I remembered ordering seblak and ate them with my siblings di detik-detik nungguin jam 3 sore. Sempet main congklak juga, just to distract. Baguslah gue punya distraksi. Tau ga yang gue sebelin apa? Bonyok gue tidur dua-duanya jir! Emang bukan keharusan mereka sih buat nungguin pengumuman bareng gue, deg-degan bareng. Cuma ya... gue agak sedih aja sih, harusnya kan ngeliat pengumumannya bareng-bareng. Nah sebelom jam 3 persis, gue buru-buru shuffle play di spotify (idk why) dan lagu yang muncul itu Leave The Door Open. Diiringi lagu itu pada pukul 15.00 WIB (anjas) gue masukin nomer ujian, tanggal lahir, daaaaannnnnn...

ADA BARCODENYA!

HAH? GUE MASUK ARSI UB? 

GUE LULUS PILIHAN 1 SBMPTN!!!

Gue lulus, and that's what matter. I made it, I am an architecture student of Brawijaya University. My hard work pays off, and I feel like the luckiest girl ever!

Semester perdana sebagai anak arsitektur.

Hmm, pasti kalian semua bisa ngebayangin steriotype anak arsi. Bahkan dosennya sendiri udah ngasih warning sebelum perkuliahan resmi dimulai. Never get enough of tugas banyak, kerjaannya begadang 24/7, ga sempet ikut organisasi, sibuk, etc etc. Okelah, but the honest review setelah ngejalanin satu semester di jurusan tercinta ini?

It's not that hard here, man. Sebenernya tergantung orangnya sih. Kalo lu pejuang deadliner, yes, you can be busy nugas sampe begadang 2-3 hari, karena tugas di sini tuh gaada yang bisa sehari jadi. Meskipun begadang bahkan gak tidur sekalipun, I think you just can't. Well mungkin bisa, cuma gak bakal maksimal. You CAN, in fact kamu seharusnya bisa tidur 8 jam per hari, tidur normal, tidur sepantasnya, sebagai anak arsitektur. Bahkan bisa aja menjalani hari-hari yang bahagia (hahahahhah) karena gak ngelaprak dan ngitungin rumus gatau apaan kayak anak FMIPA, atau ngafalin teori kaya anak soshum. Tugas gue basically cuma gambar, sisanya "pemanis". 

Ngga sih, sebenernya bisa stress juga, cuma asalkan lu enjoy, ga bakalan sampe gue-capek-banget-anjing-mau-pindah-jurusan-aja type of stress. Lebih ke gue-bingung-banget-kenapa-gambar-gue-gak-bagus-bagus-ya one. That frustrated feeling when you can't come up with creative ideas really sucks. But again, begadang buat gambar is way better daripada begadang di depan layar sambil coding, atau nulis laprak berlembar-lembar, atau ngafalin teori perdokteran. Itu motivasi gue, karena jujur gue gak tau mau kemana kalo nggak di arsi. Alhamdullilah masih setia sama jurusan setelah jalan 1 semester.

Cuma nggak sama ospeknya. Ospek teknik UB emang ga ada abisnya, and I don't wanna talk about it. Untung online, bisa pasang vbg muka sendiri dan nyimak doang sambil tiduran hehe. Gitulah, gue tipe maba yang tidak taat aturan perospekan.

Pulang ke Singaraja! 

Dear ladies and gents, gue baru bisa bawa motor sendiri dengan pede di umur 18 tahun, hampir 19. Applause. Itu bahkan masih di kota kecil dan relatif sepi kaya di sini, gatau ya kalau udah balik ke kota besar. But at least gue udah pernah bawa motor sendiri dengan pede and that's one of the achievement to brag on in my 2021 hehe. Big shoutout to this small peaceful town! 

Gue beruntung banget bisa pulang kampung dan tahun baruan juga di sini, bareng keluarga. Bisa main sama ponakan, liat sunset di pantai, nginep di hotel-hotel, sepedaan sambil hujan-hujanan di Sanur, makan masakan nenek, dan yang paling penting adalah masih bisa ngeliat the rest of my family in a healthy condition. 2021 was a tough year cause I lost two of my family member this year. I want to blame COVID for this lost, tapi gue gak bisa selamanya nyalah-nyalahin kan? What happened must happen. After all they will always live in our  hearts, and forever will so. Masih banyak berkat Tuhan yang bisa gue syukurin kok. Salah satunya adalah masih bisa ngelanjutin hidup sampai detik ini. 

Sekarang udah tanggal 31 Desember, hari terakhir di tahun ini. Actually semalem gue sempet sakit kepala, mayan parah. Sempet kebangun jam 4 subuh, fought so hard to sleep. Gue takut gak bisa ngerayain tahun baru aja sih, kan gak lucu kalo tahun baruan malah sakit. Untungnya sekarang dah mendingan setelah minum jahe dan minum obat. Harus banget ya menutup 2021 dengan sakit kepala?! Dahlah. Mungkin aja pertanda kalau semua sakit-sakitnya udahan di 2021 aja, tahun depan penuh semua yang baik-baik (AMINN).

Farewell, 2021!! 



Comments

Popular Posts