vanya goes to jogjaa!
mungkin pentas pamit kemarin, di depan layar, bisa dikatakan sukses besar. seluruh tim bekerja sangat keren di hadapan penonton untuk pertama kalinya, kerabat-kerabat menangis terharu menyaksikan kami, dan pelatih memberikan pujian "keren" dan itu sudah lebih dari cukup. namun, jika harus bicara jujur, kami belum cukup. setidaknya begitulah di mata pelatih. memang pada akhirnya semua kerja keras ini akan terbayar ketika aku tampil di jogja nanti, di panggung yang sebenarnya. namun melihat pentas pamit ini, aku tidak bisa berkomentar. effort yang kukeluarkan terlampau banyak, terlalu menyiksa. gladi bersih kemarin, asli, gak kerasa kalau malamnya kita akan tampil sungguhan, di depan audiens. pagi sampai sore, we kicked our ass off. pelatih bukan cuma ngasi eval keseluruhan, tapi bisa-bisanya ngebenerin detail display. i mean ayolah, udah hari-h pentas, ga sepantesnya energi kita habis buat latihan saja.
bicara tentang kerja keras, melalui lomba ini aku percaya bahwa istilah "usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil" itu memang benar adanya. dulu aku sempat meragukan itu, ternyata karena usaha yang kulakukan tidak pernah cukup. usaha dan tekad kami untuk lomba ini terlampau lebih dari cukup. apalagi melihat pelatih yang tidak pernah puas dengan usaha kami, bisa kubilang effort kami sudah mencapai 1000%. setidaknya effortku. jujur, aku belum nyaman dengan lingkungan pertemanan di ranah marching ini. setidaknya aku bisa bilang aku lebih nyaman dengan teman-teman kuliahku dibanding di ukm. mungkin saja berbeda untuk yang lain. kalian mungkin akan bertanya-tanya, apa yang membuatku bertahan di lingkungan yang tidak aku sukai dan selalu berada di bawah tekanan pelatih tiap kali aku datang latihan? aku hanya bisa bilang, ini akibat yang harus kutanggung dari awal aku memilih untuk ikut lomba ini. tujuanku ikut ukm ini adalah untuk lomba, dan memang, harga yang harus kubayar mahal, namun aku tetap berpegang teguh pada tujuan utamaku. pengalaman. lomba non-akademik. membuat orang-orang terdekatku bangga. membuat diriku sendiri bangga.
pada hari keberangkatan, beberapa teman-temanku mengantarku sampai aku benar-benar berangkat. sesuatu yang tidak didapat oleh semua orang di timku, and it was something to be grateful of. teman terdekatku memberiku pelukan hangat dan menyemangatiku dengan tulus, and it sort of gave me butterflies. terlepas dari kesibukannya, dia tetap menyempatkan untuk mengantarku pergi. selain dia, empat orang temanku menunggu lebih lama, bahkan sampai terjebak hujan. itulah kenapa, aku lebih nyaman dengan teman-teman kuliahku, looking at their effort just to sent me off.
sesampainya di jogja aka hari jumat pagi, tebak apa yang pertama kali kami lakukan. yup, tentu saja latihan. kami tiba pukul 06.30, dan tepat jam 09.00, anak-anak brass bahkan sudah bersuara. latihan kami secara keseluruhan hanya mengulang-ngulang, membenarkan detail, bahkan menambahkan detail gerakan. pelatih sinting, untung saja kami sudah terbiasa dengan gaya mengajarnya itu. jumat malam, tepatnya jam 9, kami berangkat ke gor untuk gladi bersih. seumur-umur aku lomba, baru kali ini aku gladi bersih yang dijadwalkan mulai dari jam 9 malam sampai 1 subuh. but well, ga kaget lagi sih soalnya ini marching. itu latihan tersumuk, tergaenak hawanya, terpanas. tapi at around 12, i saw my mom and my siblings di kursi penonton, di paling depan. it lifts my mood. of course, i havent seen them since june. dan terakhir ketemu juga ngga nyampe 2 minggu, dan di malang, bukan di rumah. they're here, i said to myself. they came all the way home to here, just to see me. meskipun badan habis mandi keringet dan pulang ke mess udah jam 2 subuh, i felt pretty good.
about ups and downs, i'd dare to say we were having a lot of downs. and i'm not even in the position to say so, because there are some of us gave a lot more than me. anak-anak battery, mereka ikut drum battle di hari jumat, parade di hari sabtu, dan display minggunya. sedangkan aku bisa kabur bersama keluargaku di hari sabtu. I was very much the luckiest kid here. aku makan enak dengan duit orangtuaku dan tidur siang di hotel, di saat teman-teman yang tidak ikut parade terjebak di mess, tanpa HP. Iya, bisa-bisanya HP kami disita pada saat-saat urgent seperti ini. i mean, what for? kami bukan anak kecil yang tidak bisa mengatur kapan waktunya main dan waktunya bekerja. aku bisa kabur dengan keluargaku dan HPku. sudah kubilang, aku beruntung. aku pasti tidak akan kuat jika berada di posisi mereka yang mengikuti 3 lomba sekaligus.
saat hari h lomba, pengaransemen lagu lomba kami datang dan membenarkan beberapa nada. tanyakan pada anak musik, karena section visual aka color guard hanya bisa memantau sambil berteduh di bawah pohon. untung saja kami segera dibubarkan karena harus bersiap-siap untuk make up. hari itu berjalan begitu cepat, karena setelah make up kami selesai, sore itu kami segera berangkat ke gor, tempat perang kami yang sesungguhnya. hasil latihanku selama berbulan-bulan akan diuji di sini. aku biasanya akan kebelet pipis, atau deg-degan sampai bulu kudukku merinding, atau berbagai gejala demam panggung lainnya. untuk pertama kalinya, aku merasa percaya diri. tentu saja masih demam panggung, namun aku percaya, kami akan tampil keren. melihat pesaing-pesaing kami terlihat seperti anak sekolahan dan kostum kami jauh lebih mewah. hahah, no offense loh ya. ini cuma menegaskan betapa aku yakin akan kekuatan tim kami.
benar saja, saat upacara penutupan dan pengumuman lomba, kami semua bisa tersenyum, bersorak, dan tertawa lepas. bagaimana tidak, kamilah juara umum dari HB Cup ini. display kami mendapat juara pertama, begitu juga dengan sectionku, color guard, dan beberapa nominasi lain. sungguh, pengalaman yang pasti akan meninggalkan jejak berharga. aku bangga dengan diriku karena sudah berjuang sejauh ini, sekeras ini, dan semua membuahkan hasil manis. aku malah akan bertanya-tanya jika kami tidak mendapat juara. melalui training camp dan latihan intens selama 4 bulan, yang benar saja?
intinya, aku belajar mendewasakan diri. aku mengorbankan banyak hal, termasuk waktuku untuk keluargaku, untuk latihan. aku bertahan di lingkungan yang keras, terluka dan menangis, dipuji dan dicaci maki, dan di sinilah aku sekarang. aku berkontribusi untuk mengharumkan nama universitasku, dan satu checklist cita-citaku sudah kupenuhi. aku teramat bangga pada diriku sendiri, dan kalian yang pernah berjuang pasti mengerti. diri ini pantas untuk istirahat setelah berjuang sejauh ini. belum lagi beban akademik yang sangat menantang itu.
dear self, thank you.
Comments
Post a Comment